Material Penyusun Beton

Bagikan:

Kelebihan dan Kekurangan BetonĀ 

Sebagai salah satu material konstruksi, beton memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:

  1. Memiliki kuat tekan yang tinggi. ini merupakan salah satu faktor kenapa beton digunakan sebagai material bangunan, mengingat salah satu beban yang bekerja pada suatu bangunan ialah berupa tekanan.
  2. Memiliki ketahanan api yang lebih baik dibandingkan baja, karena beton memiliki selimut beton sebagai pelindung.
  3. Memiliki umur layan yang panjang serta perawatan yang relatif rendah.
  4. Dapat dibuat dengan berbagai bentuk, sesuai dengan bentuk bekisting (cetakan beton).
  5. Pelaksanaanya relatif mudah bila dibandingkan konstruksi baja.

Selain kelebihan tersebut, beton juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

  1. Memiliki kuat tarik yang rendah, hanya sekitar 1/10 dari kuat tekannya (nilai rata-rata).
  2. Perlu melakukan proses perawatan setelah proses pengecoran hingga mencapai kekuatan maksimum (sekitar 28 hari).
  3. Biaya cetakan (bekisting) yang hampir menyamai biaya betonnya.
  4. Struktur menjadi lebih berat jika dibandingkan dengan struktur baja, karena dimensi penampang beton secara umum lebih besar.
  5. Proses pencampuran (mixing) material dan proses pencetakan sangat mempengaruhi mutu beton, sehingga diperlukan ketelitian.

Insya Allah kamu sudah paham ya mengenai definisi, kelebihan dan kekurangannya. Diatas juga sudah dibahas mengenai material penyusunannya. sekarang kita bahas mereka lebih detail lagi. Stay focus ya..

Material Penyusun Beton

1. Material Penyusun – Agregat

Sebagai bahan pengisi, agregat menempati 70-75% dari volume beton (beton normal). Untuk bisa menjadi beton yang berkualitas, agregat harus memenuhi persyaratan berikut.

    • Memiliki ketahanan yang baik terhadap benturan dan cuaca. Beton digunakan dalam jangka waktu yang lama. Oleh sebab itu, beton harus tahan terhadap perubahan cuaca yang terjadi. Selain itu, pada masa layannya beton akan menerima beban terus menerus, sehingga beton yang memiliki agregat yang lemah terhadap benturan pasti akan lebih cepat hancur.
    • Bersih dari kotoran yang bisa memperlemah ikatan agregat dengan pasta semen, seperti lempung, tanah liat, lanau, minyak, zat organik dan garam. Kotoran-kotoran ini akan menyebabkan ikatan semen terhadap agregat akan terganggu.
    • Memiliki gradasi (variasi ukuran butiran) yang baik. Ukuran butiran yang seragam akan menciptakan lebih banyak celah. Hal ini menyebabkan kebutuhan semen semakin banyak untuk mengisi celah tersebut. Hal ini berarti cost yang dikeluarkan untuk membuat beton semakin tinggi, mengingat harga semen yang sangat mahal.
    • Memiliki bentuk bersudut (pada agregat kasar). Agregat yang berbentuk bulat akan lebih mudah selip ketika terjadi gesekan. Sebaliknya, agregat bersudut memiliki gaya gesek antaragregat yang tinggi. Alternatif untuk mendapatkan agregat dengan bentuk bersudut bisa dengan menggunakan split (batu pecah).

Secara umum agregat terbagi menjadi 2 macam, yaitu agregat kasar (kerikil atau batu pecah) yaitu agregat yang lolos dari saringan No. 4 (4,75 mm) dan agregat halus (pasir) yaitu agregat yang tertahan di saringan No. 4.

 

Baca juga: Analisis Saringan Agregat Halus

Leave a Comment

error: Ayo kembangkan literasimu dengan parafrase :)