1. Beban Mati
Beban mati merupakan berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap, finishing, klading gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta peralatan layan terpasang lain termasuk berat derek dan sistem pengangkut material
SNI 1727:2020
Beban mati merupakan beban vertikal yang bersifat permanen yang bekerja pada struktur sepanjang masa layannya (masa pakainya). Lebih spesifik lagi, beban mati berasal dari:
a. Berat elemen struktur (seperti pelat, balok, kolom, dan pondasi).
Perlu diketahui berat dari elemen struktur juga bisa menyebabkan keruntuhan. Seabagi contoh kasus, pelat yang terlalu tipis dapat hancur tanpa adanya beban yang bekerja diatasnya. Yang menjadi penyebab kehancuran adalah beratnya sendiri. Akibat beratnya sendiri, pelat lama kelamaan melendut, retak hingga kemudian hancur. Contoh kasus kedua, elemen pelat memiliki berat yang harus dipikul oleh balok. Semakin tebal pelat, maka semakin besar juga beban yang dipikul oleh balok.
Baca juga: Elemen Struktur Beton Bertulang
b. Berat alat atau partisi yang bersifat permanen
Contoh alat atau partisi yang dimaksud ialah seperti keramik, spesi, dinding, peralatan kelistrikan (mekanikal elektrikal) dan sejenisnya. Berat dari alat atau partisi ini akan terus menerus menempel dan membebani struktur.
Beban mati yang dianalisis dapat berupa beban yang terdistribusi (terdistribusi merata maupun terdistribusi tak merata) maupun beban terpusat (terkonsentrasi). Dapat kita lihat dari penjelasan diatas, bahwa kata kunci dari beban mati adalah berat. Semakin berat material elemen struktur atau partisinya, maka beban mati yang dipikul struktur akan semakin besar. Oleh sebab itu kita perlu mengetahui berapa berat material dari struktur atau partisi yang ingin kita pasang pada bangunan. Berdasarkan SNI 1727:2020, daftar berat dari berbagai macam material dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
