SNI 2847 2013 Persyaratan Beton Struktural

Bagikan:

Standar Nasional Indonesia atau SNI 2847 2013 berisi tentang persyaratan beton struktural untuk bangunan dan hal-hal lain tentang perencanaan, seperti material penyusun beton desain tulangan. Berikut rangkumannya.

Istilah Penting

Beberapa istilah penting yang dibahas dalam SNI 2847 2013 yaitu:

Tendon dengan lekatan: Tendon (baja prategang) yang dilekatkan pada beton dengan metode grouting atau secara langsung

Drop panel: Komponen pelindung di bawah slab yang digunakan untuk meningkatkan kuat geser dan mengurangi jumlah tulangan negatif sepanjang kolom dan mengurangi tebal minimum slab.

Daerah sendi plastis: Panjang elemen rangka dimana pelelehan lentur diharapkan terjadi akibat perpindahan desain gempa, yang memanjang tidak kurang dari jarak h dari penampang kritis dimana pelelehan lentur berawal.

Baca juga: Klasifikasi Beban pada Struktur

 

Kait standar

Kait standar terdiri dari dua macam, yaitu bengkokan 180° dan 90°. Masing-masing bengkokan memiliki syarat perpanjangan berbeda. Berikut penjelasan berdasarkan pasal 7.1:

  • Bengkokan 180°. Perpanjangannya sebesar 4db, namun tidak kurang dari 65 mm pada ujung bebas batang tulangan.
  • Bengkokan 90°. Perpanjangannya sebesar 12db pada ujung bebas batang tulangan.

Khusus untuk sengkang dan kait pengikat memiliki syarat yang berbeda tergantung diameter tulangan yang digunakan. Berikut syarat berdasarkan pasal 7.1.3:

  • Diameter D16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90° ditambah perpanjangan 6db (db adalah diameter nominal batang tulangan) pada ujung bebas batang tulangan.
  • Diameter D19, D22 dan D25, bengkokan 90° ditambah perpanjangan 12db pada ujung bebas batang tulangan.
  • Diameter D25 dan yang lebih kecil, bengkokan 135° ditambah perpanjangan 6db pada ujung bebas batang tulangan.

Selimut Beton

Selimut beton merupakan jarak dari tulangan terluar ke sisi terluar beton. Fungsi dari selimut beton ini yaitu mencegah korosi pada tulangan. Tebal selimut beton diatur pada pasal 7.7.1 SNI 2847 2013.

Tulangan Susut dan Suhu

Tulangan susut dan suhu digunakan untuk mengantisipasi terjadinya susut beton akibat perubahan suhu. Tulangan ini dipasang tegak lurus terhadap tulangan lentur. Jarak (spasi) antartulangan tidak boleh lebih besar dari lima kali tebal slab atau 450 mm (diambil nilai terkecil). Peraturan tulangan susut dan suhu diatur pada pasal 7.12. Rasio tulangan (perbandingan luas tulangan terhadap luas bruto penampang beton) minimum yang diatur pada pasal 7.12.2.1 ialah sebagai berikut:

  • Pada slab dengan tulangan ulir mutu 280 MPa atau 350 MPa, rasio tulangan minimum (A minimum) yaitu 0,0020.
  • Pada slab dengan tulangan ulir atau kawat las mutu 420 MPa, rasio tulangan minimumnya yaitu 0,0018.

Konstruksi Balok T

Syarat-syarat yang berkaitan dengan konstruksi balok T diatur dalam pasal 8.12. Lebar slab efektif balok T tidak boleh melebihi seperempat panjang bentang balok.

Ada dua kondisi analisis lebar efektif. yaitu model balok yang memiliki sayap dikedua sisi, dan sayap di salah satu sisi. Untuk lebar efektif sayap yang menggantung pada masing-masing sisi (sisi kanan dan kiri) badan balok tidak boleh melebihi:

  • Delapan kali tebal slab
  • Setengah jarak bersih ke badan di sebelahnya

Untuk lebar efektif sayap yang menggantung pada satu sisi badan balok saja tidak boleh melebihi:

  • Seperduabelas panjang bentang balok
  • Enam kali tebal slab
  • Setengah jarak bersih ke badan di sebelahnya

 

Itulah rangkuman mengenai SNI 2847 2013. Untuk pembahasan lebih khusus, silakan baca dokumennya di bawah ini. Untuk mendownloadnya, silakan klik sudut kanan atas dokumen.

 

This website uses cookies.