Analisis saringan agregat merupakan salah satu pengujian material. Dari hasil dari pengujian ini, kita bisa menentukan apakah agregat layak digunakan sebagai campuran beton atau tidak. Jika hasilnya layak, maka agregat harus diuji dengan pengujian selanjutnya. Jika tidak, maka agregat harus ditolak penggunaanya. Berikut penjelasan analisis saringan agregat halus dan agregat kasar.
1. Analisis Saringan Agregat Halus
Teori Pengujian
Sebagai salah satu bahan pengisi (filler) pada beton, kondisi agregat halus atau pasir perlu diuji dan dianalisis. Agregat halus harus memenuhi kriteria atau syarat tertentu agar bisa digunakan sebagai bahan campuran. Kriteria atau syarat yang dimaksud berkaitan dengan beton yang akan dihasilkan. Selain memiliki kuat tekan tinggi, beton juga sebisa mungkin harus memiliki nilai ekonomis.
Agregat halus harus memiliki tingkat gradasi (variasi ukuran butiran) yang baik. Semakin besar tingkat variasi butiran berarti gradasinya semakin baik. Jika agregat halus memiliki ukuran butiran yang homogen (sejenis), maka akan muncul banyak celah atau ruang kosong di antara agregat. Jika agregat jenis ini dijadikan bahan campuran beton, maka semakin banyak semen yang dibutuhkan untuk bisa mengisi celah tersebut. Hal ini akan menyebabkan biaya produksi beton semakin besar.
Baca juga: Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan satu set saringan atau ayakan dengan ukuran tertentu, lalu mengayak sampel (agregat halus) yang ada di dalamnya dalam waktu tertentu. Dengan melakukan pengujian ini, kita bisa melihat tingkat gradasi agregat. Selain itu, kita juga bisa melihat Modulus Halus Butir (MHB) atau Fineness Modulus (FM) agregat halus. Persamaan yang digunakan untuk melihat Fineness Modulus (FM), yaitu:
FM = \frac{\sum berat tertinggal kumulatif}{100} \\Klasfikasi agregat halus berdasarkan nilai Fineness Modulus yaitu:
- Pasir halus, dengan kondisi 2,20 < FM ≤ 2,60
- Pasir sedang, dengan kondisi 2,60 < FM ≤ 2,90
- Pasir kasar, dengan kondisi 2,90 < FM ≤ 3,20
Zona Agregat Halus
Penilaian gradasi agregat berkaitan dengan persentase pasir yang lolos masing-masing saringan. Gradasi yang baik terbagi menjadi 4 zona seperti yang terlihat pada Tabel 1. Zona ini mencakup batasan atau rentang nilai persentase berat agregat halus yang lolos pada masing-masing saringan. Sebagai contoh, kita tinjau saringan nomor 50. Jika persentase agregat yang lolos 35%, maka agregat tersebut masuk dalam zona III atau zona IV. Namun, untuk memastikan zona agregat, kita harus melihat data keseluruhan saringan.
Tabel 1. Batas Gradasi Agregat Halus
No. Saringan | Lubang Saringan (mm) | Persentase Berat Butiran Agregat Halus yang Lolos Saringan | |||
Zona I | Zona II | Zona III | Zona IV | ||
4 | 4,76 | 90 – 100 | 90 – 100 | 90 – 100 | 95 – 100 |
5 | 2,38 | 60 – 95 | 75 – 100 | 85 – 100 | 95 – 100 |
16 | 1,19 | 30 – 70 | 55 – 90 | 75 – 100 | 90 – 100 |
30 | 0,6 | 15 – 34 | 35 – 59 | 60 -79 | 80 – 100 |
50 | 0,3 | 5 – 20 | 8 – 30 | 12 – 40 | 15 – 50 |
100 | 0,15 | 0 – 10 | 0 – 10 | 0 – 10 | 0 – 15 |