BIM dan Kebijakan Konstruksi di Indonesia

Bagikan:

Building Information Modelling (BIM)

BIM merupakan sistem pemodelan konstruksi secara 3D yang terintegrasi yang terdiri dari beragam informasi di dalamnya. Informasi tersebut mencakup material bangunan, biaya (cost), jadwal (schedule) dan informasi lain yang terintegrasi pada sebuah model 3 dimensi. Informasi-informasi ini dapat diakses oleh seluruh pihak yang terlibat di dalam proyek.

Pada sistem konvensional, informasi-informasi yang kita sebutkan tadi dirancang melalui perangkat yang berbeda dan tak terintegrasi satu dengan yang lain. Misalnya saja, ketika kita merancang sebuah bangunan secara 2 dimensi, analisa Rencana Anggaran Biaya (RAB) dilakukan secara terpisah. Ketika ada perbaikan pada desain bangunan tadi, maka RAB harus diubah secara manual karena informasi rancangan bangunan dan biayanya tidak terintegrasi. Dengan sistem Building Information Modelling, setiap ada perubahan-perubahan yang terjadi pada rancangan bangunan, analisis Rencana Anggaran Biaya bisa langsung berubah. Inilah yang menjadi salah satu kelebihan sistem BIM dibandingkan sistem konvensional.

Selain itu, informasi yang dapat diakses oleh seluruh pihak yang terlibat di proyek menjadi kunci dari efisiensi pekerjaan konstruksi. Pada sistem Building Information Modelling, jika ada perubahan informasi bangunan oleh arsitek, maka akan ada banyak kegiatan koordinasi ke pihak structure engineer, mechanical electrical and plumbing (MEP) engineer dan pihak lainnya. Mekanisme ini akan memakan waktu yang cukup lama. Dengan sistem BIM, model bangunan yang diubah oleh arsitek akan langsung dapat diakses oleh pihak yang terlibat secara realtime. Dengan begitu, baik stucture engineer maupun pihak lain bisa langsung menyesuaikan perubahan yang ada. Lebih jauh lagi, model bangunan yang dibuat melalui software berbasis BIM dapat diintegrasikan dengan teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR).

Tujuan dan Manfaat Implementasi BIM

Adapun tujuan penerapan Building Information Modelling dalam dunia konstruksi ialah sebagai berikut:

  1. Peningkatan produktivitas dan efisiensi proses konstruks
  2. Kolaborasi stakeholder konstruksi
  3. Peningkatan mutu, pengendalian biaya dan manajemen waktu
  4. Regulator aktif dalam pemberian approval, memonitor dan supervisi progress konstruksi

Adapun manfaat penerapan Building Information Modelling yaitu:

  1. Peningkatan efisiensi dan akurasi
  2. Proses desain dan konstruksi lebih ramping dan transparan
  3. Akurasi dalam perhitungan
  4. Menghindari kesalahan, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan
  5. Waktu pelaksanaan lebih cepat

Leave a Comment

error: Ayo kembangkan literasimu dengan parafrase :)