Konversi mutu beton perlu dipahami mengingat adanya beberapa penggunaan versi yang berbeda antara perencanaan dengan yang digunakan di lapangan. Sebagai contoh, pada saat perencanaan digunakan mutu beton versi f’c. Namun, produksi beton di batching plant menggunakan mutu K. Hal ini tidaklah menjadi masalah jika konversi dilakukan secara tepat.
Mutu beton merupakan representasi dari kekuatan beton dalam menahan tekanan, dengan satuan gaya per satuan luas. Saat ini ada dua macam mutu beton, yaitu mutu f’c (force of concrete) dan mutu K (karakteristik). Banyak yang keliru saat mengkonversi mutu tersebut, yaitu hanya dengan mengubah satuan.
Mutu Beton
Sebelum membahas analisis konversi mutu beton, kita harus mengetahui perbedaan mutu beton itu sendiri, yaitu:
- Mutu Beton f’c (Force of Concrete)
Mutu beton f’c memiliki satuan MPa (N/mm2). Misalnya, mutu beton f’c 30 MPa menyatakan gaya tekan minimum yang mampu menghancurkan beton ialah 30 MPa. Pengujian yang dilakukan menggunakan sampel silinder (diameter 15 cm dan tinggi 30 cm) pada umur 28 hari. Acuan pengujian ini ialah SNI 03-2847-2002. Jadi untuk mengetahui mutu beton f’c, kita harus menguji sampel silinder pada umur 28 hari.
- Mutu Beton K (Karakteristik)
Mutu beton K memiliki satuan kg/cm2. Sebagai contoh, mutu beton K 250 menyatakan gaya tekan minimum yang mampu menghancurkan beton ialah 250 kg/cm2. Pengujian yang dilakukan menggunakan sampel kubus (ukuran 15x15x15 cm) pada umur 28 hari. Acuan pengujian ini ialah Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971. Jadi untuk mengetahui mutu beton K, kita harus menguji sampel kubus pada umur 28 hari.
Sebenarnya, kita masih bisa menganalisis mutu beton dengan melakukan pengujian pada saat umur beton dibawah 28 hari. Namun, analisisnya akan kita bahas pada artikel lain.
Gambar Sampel Beton Kubus dan Silinder
Baca juga: Beton dan Material Penyusunnya
Konversi Mutu Beton
Berdasarkan perbedaan diatas, kita bisa mengetahui bahwa ada 2 perbedaan yang mendasar dari kedua mutu beton. Perbedaan tersebut yaitu satuan dan bentuk sampel uji. Oleh sebab itu, konversi mutu beton dipengaruhi oleh dua hal ini.
- Konversi Mutu Beton Berdasarkan Satuan
Bisa dilihat diatas bahwa satuan mutu beton f’c adalah N/mm2 dan satuan mutu K yaitu kg/cm2. Oleh sebab itu kita harus melakukan konversi dengan cara seperti pada umumnya. Ketentuannya adalah sebagai berikut:
1 \hspace{1mm} MPa = 1\hspace{1mm} N/mm^2\\
Maka,
1 \hspace{1mm}MPa = 10 \hspace{1mm}kg/cm^2\\
1 \hspace{1mm}kg/cm^2 = \frac{1}{10} \hspace{1mm}MPa\\
- Konversi Mutu Beton Berdasarkan Bentuk
Sampel yang digunakan pada masing-masing mutu memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda. Berdasarkan PBI 1971, terdapat perbedaan hasil kuat tekan pada masing-masing bentuk sampel. Perbedaan tersebut dinyatakan dengan rasio (perbandingan) seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini. Oleh sebab itu, rasio ini harus digunakan dalam perhitungan ketika kita ingin melakukan konversi mutu. Bisa dilihat pada tabel, bahwa bentuk kubus menjadi acuan dari rasio, dimana bentuk ini memiliki nilai 1. Sebagai contoh, jika kita mau mengkonversi mutu K (kubus) ke mutu f’c (silinder) maka kita harus mengalikan dengan 0,83. Sebaliknya, jika kita mau mengkonversi mutu f’c (silinder) ke mutu K (kubus) maka kita harus membagi dengan 0,83.
No. | Benda Uji | Perbandingan Kuat Tekan Beton |
1 | Kubus (15 x 15 x 15) cm | 1 |
2 | Kubus (20 x 20 x 20) cm | 0,95 |
3 | Silinder (15 x 30) cm | 0,83 |