Kurva Tegangan-Regangan Baja dan Beton

Bagikan:

Kurva Tegangan-Regangan Beton

Perhatikan kurva tegangan-regangan beton dibawah. Kurva ini didapatkan dengan memberikan memberikan gaya berupa tekanan yang meningkat secara terus menerus.

Kurva Tegangan Regangan Beton
Kurva Tegangan-Regangan Beton

Ada beberapa poin penting yang perlu diketahui berdasarkan persentase beban yang diberikan pada beton, yaitu:

0,30 f’c ~ 0,40 f’c 

Pada saat tegangan yang terjadi setara dengan 30% ~ 40% dari kuat tekannya (0,3.f’c ~ 0,4.f’c), beton masih dalam kondisi linear. Retak belum terbentuk pada beton.

≥ 0,30 f’c ~ 0,40 f’c 

 Pada saat tegangan yang terjadi melebihi 30% ~ 40% dari tekannya, retak lekatan mulai terbentuk.

0,75 f’c ~ 0,90 f’c 

Pada saat tegangan yang terjadi setara dengan 75% ~ 90% dari kuat tekannya, retak yang terjadi sebelumnya menjalar ke mortar secara terus menerus. Pada tahap ini, beton sudah melewati batas elastisitas (sudah mulai masuk dalam kondisi plastis).

> f’c

Setelah beton menerima tekanan melebih kuat tekannya (f’c), sesaat sebelum mengalami keruntuhan tegangan beton berkurang menjadi 0,85.f’c namun regangan terus meningkat hingga mencapai batas retak εcu’ yaitu sebesar 0,003. Kedua nilai ini sangat penting dalam analisis struktur beton.

 

Baca juga: Konversi Mutu Beton

 

Daktil Vs Getas

Jika ingin melihat video pengujian tarik pada baja hingga kurva tegangan-regangan baja terbentuk, kami sarankan untuk menonton video Pengujian Kuat Tarik Baja. Pada percobaan tersebut, terdapat 2 sampel logam yang berbeda.

Pada pengujian sampel pertama, kurva yang terbentuk mirip dengan kurva tegangan-regangan baja yang tergambar diatas. Sebelum mengalami keruntuhan, terjadi deformasi yang “dapat terlihat” terlebih dahulu. Hal ini disebabkan sampel kedua memiliki karakteristik liat, sama dengan baja struktural. Karakteristik seperti ini disebut dengan “daktil”. Sedangkan pada pengujian sampel kedua, kurva yang terbentuk mirip dengan kurva tegangan-regangan beton yang ada diatas. Sebelum mengalami keruntuhan, sampel tersebut mengalami deformasi yang terlihat. Hal ini disebabkan sampel pertama memiliki karakteristik yang sangat kaku, seperti pada beton. arakteristik ini disebut juga dengan “getas”.

 

Tonton video → Pengujian Kuat Tarik Baja

 


Referensi:

Asroni, Ali. 2010. Balok dan Pelat Beton Bertulang. Yogyakarta : Graha Ilmu.
MaterialsScience2000. 2013. Tensile Test. https://www.youtube.com/watch?v=D8U4G5kcpcM

 

 

Leave a Comment

error: Ayo kembangkan literasimu dengan parafrase :)