PPPURG 1987 Pedoman Pembebanan

Bagikan:

PPPURG 1987 berisi tentang pedoman pembebanan untuk rumah dan gedung. Beban yang dibahas meliputi:

  • Beban hidup
  • Beban mati
  • Beban angin
  • Beban gempa
  • Beban khusus
  • Beban batas dan beban kerja

Beban yang dibahas turut mencakup kondisi-kondisi yang memungkinkan terjadi pada sebuah bangunan. Terdapat beberapa beban yang masih relevan untuk digunakan saat ini. Berikut rangkumannya.

 

Beban Mati

Beban mati merupakan beban yang bersifat tetap. Beban mati mencakup berat sendiri struktur dan seluruh komponen gedung (material konstruksi) yang dipasang pada bangunan. Nilai beban ini pada dasarnya berupa berat dari material-material tersebut. Beban mati yang berasal dari struktur dinyatakan dengan satuan berat per volume, sedangkan beban dari material konstruksi lain dinyatakan dengan satuan berat per luas. Beberapa data beban mati yang terdapat pada PPPURG yaitu:

  • Beban struktur

Beton polos (2200 kg/m³)

Beton bertulang (2400 kg/m³)

Baja (7850 kg/m³)

Kayu kelas 1 (1000 kg/m³)

Batu belah (1500 kg/m³)

  • Komponen gedung

Plesteran semen (21 kg/m²)

Dinding pasangan bata merah setengah batu (250 kg/m²)

Plafon dari semen asbes, eternit dan sejenisnya (11 kg/m²)

Penggantung plafon dari kayu (7 kg/m²)

 

Beban Hidup

Beban hidup merupakan beban yang sifatnya tidak tetap. Secara khusus, nilai beban ini tergantung kepada beberapa situasi dan lokasi. Secara umum, beban hidup tergantung pada fungsi dari gedung. Beberapa beban hidup pada gedung yaitu:

Rumah tinggal sederhana (21 kg/m²)

Sekolah, ruang sekolah, kantor (250 kg/m²)

Kantor, toko, toserba, restoran (250 kg/m²)

Hotel, asrama, rumah sakit (250 kg/m²)

Ruang dansa (500 kg/m²)

Pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan (400 kg/m²)

Ruang olahraga (400 kg/m²)

Lantai parkir untuk lantai bawah (800 kg/m²)

Lantai parkir untuk tingkat lain (400 kg/m²)

 

Koefisien Reduksi Beban Hidup

Koefisien reduksi beban hidup didasari oleh kecilnya probabilitas bagi beban hidup bekerja pada seluruh bagian struktur secara serentak.  Berdasarkan hal tersebut, beban hidup dianggap dapat dikurangi dengan koefisien reduksi. Nantinya, beban hidup yang diambil, dikalikan dengan koefisien ini. Koefisien reduksi beban hidup dapat digunakan untuk desain portal dan peninjauan beban gempa. Berdasarkan Tabel 4 PPPURG, nilainya bergantung kepada fungsi bangunan. 

 

Daya Dukung Fondasi

Daya dukung fondasi bergantung kepada jenis tanah dan jenis pembebanannya. Nilai yang diatur pada Tabel 8 PPPURG 1987 berupa nilai batas yang diizinkan seperti yang terlihat pada tabel di bawah.

Jenis Tanah Pembebanan Tetap (Daya dukung yang diizinkan) Pembebanan Sementara (Kenaikan daya dukung yang diizinkan
kg/cm2 (%)
Keras ≥ 5 50
Sedang 2 – 5 30
Lunak 0,5 – 2 0 – 30
Sangat lunak 0 – 0,5 0

 

Baca juga: SNI 1727 2019 Desain Struktur Tahan Gempa

 

Itulah rangkuman mengenai PPPURG 1987. Untuk pembahasan lebih lengkap, silakan baca dokumennya di bawah ini. Untuk mendownloadnya, silakan klik sudut kanan atas dokumen.

 

Leave a Comment

error: Ayo kembangkan literasimu dengan parafrase :)