Kriteria Perencanaan (KP) 03

Bagikan:

Kriteria Perencanaan

Kriteria Perencanaan (KP) 03 merupakan satu dari 9 dokumen yang diterbitkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Dokumen ini merupakan acuan atau standar yang digunakan dalam desain jaringan irigasi. Tujuan dari penyusunan dokumen ini (Kriteria Perencanaan) ialah agar konsep perencanaan yang dikerjakan di Indonesia menjadi seragam. Keseragaman ini dapat tercipta dengan mengikuti pendekatan konsep desain yang ada dalam Kriteria Perencanaan. Segala sesuatu hal yang berbeda dari Kriteria Perencanaan hanya dapat dimungkinkan jika adanya izin dari Pembina Kegiatan Pengembangan Irigasi. Kriteria Perenanaan terbagi menjadi sembilan dokumen terpisah. Pada artikel ini, kita khusus membahas Kriteria Perencanaan (KP) 03.

 

Kriteria Perencanaan (KP) 03

Kajian pada Kriteria Perencanaan ini ialah mengenai saluran. Peraturan saluran yang di bahas disini hanya mencakup perencanaan jaringan saluran primer. Kriteria perencanaan saluran yang disajikan di sini sahih (valid) untuk saluran gravitasi terbuka. Jaringan irigasi ini cocok untuk mengairi tanaman padi. Terdapat 8 bab dalam Kriteria Perencanaan (KP) 03.

1. Pendahuluan

Bab ini berisi tentang batasan pembahasan terkait dengan saluran. Selain  untuk tanaman pokok seperti padi, jaringan irigasi ini juga cocok untuk budidaya tanaman-tanaman ladang (tegalan). Perbedaan besarnya kebutuhan air antara padi sawah dan tanaman ladang merupakan perbedaan utama pada ketinggian jaringan utama.

2. Data Perencanaan

Beberapa data yang wajib disediakan dalam perencanaan yaitu:

  • Data topografi, yang mencakup peta situasi dengan skala 1:2000, profil memanjang dengan skala 1:2000 (horizontal) dan 1:200 (vertikal), peta topografi dan tata letak jaringan irigasi, potongan melintang dengan skala 1:200 (horizontal dan vertikal), peta lokasi titik tetap dan deskripsinya.
  • Kapasitas rencana, terkait dengan debit rencana saluran. Debit ini dipengaruhi oleh keperluan atau penggunaan air. Jika ada keperluan tambahan selain irigasi, maka debit rencana harus ditambahkan. Keperluan tambahan tersebut dapat berupa kebutuhan air untuk industri, air minum atau untuk tambak.
  • Data geoteknik. Data geoteknik dibutuhkan untuk menganalisis stabilitas tanggul. Data ini didapatkan melalui pengujian tanah. Pada beberapa jenis tanah, diperlukan perhatian serius dalam perencanaan. Sebagai contoh, untuk daerah yang tanahnya berupa tanah gambut sangat berpotensi terjadinya perubahan volume akibat proses pelapukan.
  • Data sedimen. Desain jaringan pengambilan di kantong lumpur, sungai dan bangunan penggelontor sedimen sangat bergantung kepada data sedimen. Agar sedimentasi dan erosi tetap terbatas dan berimbang, kemiringan saluran dan potongan melintang harus disesuaikan.

3. Saluran Tanah Tanpa Pasangan

Saluran bangunan pembawa yang berpenampang trapesium tanpa pasangan merupakan saluran yang paling sering diterapkan. Hal ini disebabkan kemudahan pekerjaan dan ekonomis. Beberapa kriteria hidrolis yang perlu dianalisis yaitu:

  • Sedimentasi
  • Erosi
  • Koefisien kekasaran Strickler

4. Saluran Pasangan

Berdasarkan bahan penyusunnya, terdapat beberapa jenis pasangan untuk saluran di Indonesia, yaitu:

  • Beton, cocok untuk semua keperluan kecuali untuk peningkatan stabilitas tanggul
  • Pasangan batu, cocok untuk semua keperluan kecuali untuk peningkatan stabilitas tanggul
  • Tanah, cocok untuk peningkatan stabilitas tanggul dan pengendalian rembesan
  • Beton ferrocement, cocok untuk semua keperluan. Beton jenis ini berbeda dengan beton bertulang, baik dari segi sifat fisik maupun sifat mekanik

5. Terowongan dan Saluran Tertutup

Jika trase saluran menyebabkan terbentuknya potongan melintang yang jauh di dalam galian, terowongan menjadi alternatif yang baik. Kriteria terowongan dan saluran tertutup yaitu:

  • Topografi
  • Geologi
  • Kedalaman tanah
  • Kondisi air tanah

6. Perencanaan Saluran Pembuang

Jenis saluran ini digunakan untuk mengalirkan kelebihan air secara gravitasi. Fungsi saluran pembuang secara umum terbagi dua, yaitu:

  • Mengalirkan kelebihan air dari sawah untuk mencegah terjadinya genangan dan kerusakan tanaman atau untuk mengatur banyaknya air tanah sesuai dengan kebutuhan (saluran pembuang intern)
  • Mengalirkan air dari daerah luar irigasi yang mengalir melalui daerah irigasi (saluran pembuang ekstern)

7. Rencana Sluran Pembuang

Besarnya biaya pelaksanaan dan pemeliharaan menjadi faktor penting dalam desain saluran pembuang. Saluran ini didesain di tempat terendah melalui daerah-daerah depresi. Jika saluran pembuang yang digunakan alami, disarankan tidak mengubah trasenya. Hal ini disebabkan potongan melintang dan kemiringannya sudah terbentuk sesuai dengan aliran airnya sendiri.

8. Perencanaan Saluran Gendong

Saluran gendong berfungsi mencegah aliran permukaan di luar daerah irigasi masuk ke dalam saluran irigasi. Air yang masuk ke saluran gendong dialirkan menuju saluran terdekat. Saluran ini diletakkan sejajar dengan saluran irigasi. 

Beberapa metode yang dapat digunakan dalam desain saluran gendong yaitu:

  • Metode rasional
  • Metode lama hujan dan frekuensi hujan
  • Metode hidrograf komplek

Itulah rangkuman mengenai Kriteria Perencanaan 03. Untuk pembahasan lebih khusus, silakan baca dokumennya di bawah ini. Untuk mendownloadnya, silakan klik sudut kanan atas dokumen. Jika ingin melihat jenis-jenis pelatihan ahli perencana irigasi silakan klik disini.

 


Baca juga: Kriteria Perencanaan (KP) 01

Baca juga: Kriteria Perencanaan (KP) 02

Baca juga: Kriteria Perencanaan (KP) 04

Baca juga: Kriteria Perencanaan (KP) 05

Baca juga: Kriteria Perencanaan (KP) 06

Baca juga: Kriteria Perencanaan (KP) 07

Baca juga: Kriteria Perencanaan (KP) 08

This website uses cookies.