Kriteria Perencanaan (KP) 08

Bagikan:

Kriteria Perencanaan 

Kriteria Perencanaan (KP) 08 merupakan satu dari 9 dokumen yang diterbitkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Dokumen ini merupakan acuan atau standar yang digunakan dalam desain jaringan irigasi. Tujuan dari penyusunan dokumen ini (Kriteria Perencanaan) ialah agar konsep perencanaan yang dikerjakan di Indonesia menjadi seragam. Keseragaman ini dapat tercipta dengan mengikuti pendekatan konsep desain yang ada dalam Kriteria Perencanaan. Segala sesuatu hal yang berbeda dari Kriteria Perencanaan hanya dapat dimungkinkan jika adanya izin dari Pembina Kegiatan Pengembangan Irigasi. Kriteria Perenanaan terbagi menjadi sembilan dokumen terpisah. Pada artikel ini, kita khusus membahas Kriteria Perencanaan (KP) 08.

 

Kriteria Perencanaan (KP) 08

Kriteria Perencanaan (KP) 08 membahas standar pintu pengatur irigasi. Standar yang dimaksud meliputi perencanaan, pemasangan, operasi hingga pemeliharaan. Dalam standar ini terdapat 2 (dua) bab.

1. Perencanaan

Secara umum, terdapat beberapa tipe pintu irigasi untuk standarisasi. Standarisasi pintu pengatur irigasi dibutuhkan untuk memperbaiki eksploitasi, mengurangi pemeliharaan dan memudahkan penggantian suku cadang pintu. Ada beberapa jenis pintu yang telah menjadi standar dalam bangunan irigasi, seperti pintu boks tersier dan kuarter. 

Pintu boks tersier dan kuarter

Pintu ini terbuat dari material baja dan Glass Fiber Reinforce Plastic (GFRP). Pada pintu bermaterial baja, panjang maksimum pintu ini ialah 50 cm. Pada pintu bermaterial GFRP, terdapat dua variasi panjang yaitu 50 dan 128 cm.

Pintu sorong baja

Pintu ini memiliki bentang bentang 1,2 m. Pintu ini secara umum terdiri dari dua jenis, yaitu pintu jenis rangka pendek dan rangka panjang. Pintu jenis rangka pendek diaplikasikan pada bangunan sadap tersier, pengatur saluran dan bangunan penggelontor saluran keil. Jenis rangka panjang diaplikasikan pada bangunan penggelontor bendung anak sungai, penggelontor saluran besar dan bangunan pengambilan saluran. Perbedaan fisik keduanya yaitu pada alat tambahan berupa bantalan penopang setang yang berfungsi mengurangi diameter setang. Alat ini khusus dipasang pada pintu jenis rangka panjang.

Pintu Romijin

Pintu ini memiliki bentang hingga 1,0 m. Pintu ini memiliki ciri khas berupa daun pintu ganda, yaitu di sisi atas dan bawah. Fungsi pintu atas ialah sebagai pengukur debit aliran atas (melalui pelat meja ukur yang terpasang), dan pintu bawah sebagai penggelotor saluran yang terpasang. Masalah yang sering muncul selama masa pakai yaitu macetnya pintu pada kedua sisi dan terjadinya tekuk pada penumpu roda gigi. Selain itu, pintu Romijin juga rentan terhadap kebocoran. Beberapa solusi untuk menjaga keawetan pintu yaitu membuat lepasan pada pelat meja ukur, dan menggunakan karet perapat. Selain itu, diameter gagang penggerak dikecilkan hingga 20 cm. 

Pintu sorong baja

Bentang maksimum pintu ini mencapai 2,5 m. Bentang pintu ini memiliki rasio sekitar 1,5 kali dari tingginya. Pada pintu tipe setang tunggal, direkomendasikan memiliki bentuk persegi. Selain itu, sebaiknya tinggi pintu lebih besar dibanding bentang. 

Pintu Crump-de-Gruyter

Pintu ini lebih baik dari aspek ekonomis dan eksploitasi dibandingkan dengan pintu Romijin. Agar penggunaannya lebih mudah, skala yang digunakan ialah centimeter. Skala ini harus diseragamkan antara pengukur tinggi muka air di sisi hulu pintu dengan pelat pengukur debit pada pintu.

Pintu radial

Pintu ini dioperasikan oleh satu orang dengan menggunakan engkol pemutar. Kecepata angkatnya yaitu sekitar 100/menit. Sumbu putar pintu diletakkan pada lokasi yang benar-benar bebas dari muka air. Radius pintu harus sebanding dengan tingginya. 

Pintu klep seimbang baja dan kayu

Terdapat dua spesifikasi daun pintu. Jenis pertama yaitu daun pintu kombinasi baja dan kayu. Kayu yang digunakan wajib berupa kayu jati dengan berat jenis 700 kg/m. Jenis ini digunakan untuk air tawar. Jenis kedua yaitu daun pintu baja 100%, yang digunakan untuk air yang mengandung garam.  

Pintu sorong kayu

Panjang bentang pintu ini bervariasi, mulai dari 0,8 m hingga bentang 2,5 m. Setang penggerak yang digunakan pada pintu ini terdiri dari dua jenis, yaitu setang tunggal dan setang ganda. Tebal kayu standar yaitu 80 mm, 100 mm dan 120 mm.

2. Pemasangan, Operasi dan Pemeliharaan

Bab ini membahas bagaimana pemasangan, operasi dan pemeliharaan pintu-pintu standar yang ada. Sebagai contoh, komponen karet perapat harus dipotong dengan presisi sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Pemasangan komponen ini menggunakan metode pembautan pada pintu. 

 

Itulah rangkuman mengenai Kriteria Perencanaan (KP) 08. Untuk pembahasan lebih khusus, silakan baca dokumennya di bawah ini. Untuk mendownloadnya, silakan klik sudut kanan atas dokumen. Jika ingin melihat jenis-jenis pelatihan ahli perencana irigasi silakan klik disini.

 


Baca juga: Kriteria Perencanaan (KP) 01

Baca juga: Kriteria Perencanaan (KP) 02

Baca juga: Kriteria Perencanaan (KP) 03

Baca juga: Kriteria Perencanaan (KP) 04

Baca juga: Kriteria Perencanaan (KP) 05

Baca juga: Kriteria Perencanaan (KP) 06

Baca juga: Kriteria Perencanaan (KP) 07

 

Leave a Comment

error: Ayo kembangkan literasimu dengan parafrase :)